REAKSI SUBSITUSI DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERSAMAAN HAMMET



Dalam beberapa senyawa memiliki laju atau kecepatan reaksi yang berbeda-beda, seperti pada laju reaksi pada senyawa berikut ini


Berdasarkan hal diatas,  OH dan CH3 mempercepat reaksi, dan substituen lain seperti Cl dan NO2 menghalangi atau menghambat reaksi.Jika laju reaksi bergantung pada serangan elektrofilik pada cincin aromatik, maka substituen yang bersifat pendonasi elektron ke cincin akan meningkatkan rapatan elektronnya, dan dengan demikian mempercepat reaksi, substituen yang bersifat menarik elektron dari cincin akan menurunkan rapatan elektron dalam cincin dan dengan begitu memperlambat reaksi. Pola relativitas ini tepat seperti yang teramati, tidak saja dengan nitrasi tetapi juga dengan semua reaksi substitusi aromatik elektrofilik.
Suatu benzena yang sudah tersubstitusi dapat mengalami substitusi kedua dan menghasilkan disubstitusi benzena. Struktur dari substitusi pertama menentukan tempat dari substitusi kedua dalam cincin benzena. Misalnya, suatu gugus metil dalam cincin mengarahkan substitusi yang kan datang terutama ke tempat orto dan para. Sedangkan suatu gugus nitro dalam cincin benzena mengarahkan substitusi kedua yang akan datang terutama ke tempat meta.
Sifat-sifat fisik dan reaktivitas cincin benzena sangat dipengaruhi oleh apakah substituen mengurangi atau menambah kerapatan elektron pada cincin. Mengingat bahwa cincin aromatik mempunyai awan elektron di atas dan di bawah bidang cincin dan elektron-elektron inilah yang mudah diserang oleh elektrofil. Bila sebuah gugus penarik elektron ditempatkan pada cincin, benzena yang relatif nonpoalar akan elektronegatif.
 Perubahan ini kemudian mengubah sifat-sifat fisik senyawa, misalnya titik cair dan titik didih. Setiap gugus yang terikat pada cincin akan mempengaruhi reaktivitas cincin serta menentukan orientasi substitusi. Bila suatu pereaksi elektrofilik menyerang cincin aromatik, gugus yang telah terikat pada cincinlah yang akan menentuSubstituen yang sudah ada pada cincin aromatik menentukan posisi yang diambil oleh substituen baru. Contohnya, nitrasi pada toluena terutama menghasilkan campuran orto- dan para-nitrotoluena dimana dan bagaimana penyerapan tersebut berlangsung.

Pengarah Orto, Para, dan Meta


Pada reaksi nitrasi pada toluena, dapat dilihat bahwa ion nitronium dapat menyerang karbon cincin yang yang posisinya orto, meta, atau para terhadap gugus meta.


Pada salah satu dari ketiga penyumbang resonansi pada ion benzenonium antar (intermediet) untuk substitusi orto atau para, muatan positif berada pada karbon pembawa metil. Penyumbang resonansi itu ialah karbokation tersier dan lebih stabil daripada penyumbang lainnya, yang merupakan karbokation sekunder. Sebaliknya, dengan serangan meta, semua penyumbang adalah karbokation sekunder, muatan positif pada ion benzenonium intermediet tidak pernah bersebelahan substituen metil. Dengan demikian, gugus metal ialah pengarah orto, para, karena reaksi ini dapat berlangsung melalui karbokation intermediet yang paling stabil. Sama halnya, semua gugus alkil adalah orto, para.
Suatu pengarah meta mempunyai atom bermuatan positif atau sebagian positif yang terikat pada cincin benzena. Dalam reaksi nitrobenzena, gugus nitronya tidak menambah kesetabilan intermedietnya. Malahan intermediet substitusi orto, atau para dan keadaan transisinya kurang stabil (karena energy yang tinggi), karena sebuah struktur resonansi mengandung muatan positif pada atom berdekatan. Oleh karena itu, substitusi terjadi lebih banyak pada tempat meta, sebab keadaan transisi dan intermediatnya pada tempat yang berdekatan mengandung muatan positif.
Salah satu penyumbang pada hybrid resonansi intermediet untuk substitusi orto atau para memiliki dua macam positif yang bersebelahan, yaitu susunan yang sangat tidak diinginkan, sebab muatan yang sama saling tolak-menolak. Tidak ada intermediet seperti ini pada meta, karena alasan inilah substitusi meta lebih disukai. Setiap gugus pengarah meta dihubungkan ke cincin aromatik oleh suatu atom yang merupakan bagian dari ikatan rangkap atau ikatan rangkap tiga, dengan ujung lainnya ialah atom yan lebih elektronegatif daripada karbon seperti atom oksigen dan nitrogen. Dalam hal ini, atom yang langsung melekat pada cincin benzena akan membawa muatan positif parsial seperti nitrogen pada gugus nitro. Dalam semua gugus pengarah meta, atom yang berhubungan dengan cincin membawa muatan positif penuh atau parsial dan dengan demikian akan menarik elektron dari cincin. Semua pengarah meta dengan demikian juga merupakan gugus pendeaktif cincin. 
Mengapa pada senyawa halogen unsure-unsurnya merupakan pengarah orto, para tetapi sebagai deaktivator?



Fessenden, R. J dan J. S Fessenden. 1986. Kimia Organik Jilid I. Jakarta : Erlangga
Hart, Harold. 2003. Kimia Organik. Jakarta : Erlangga

Komentar

  1. terima kasih atas materinya, saya akan menjawab pertnyaannya , menurut saya halogen sebagai gugus pendeaktif karena menarik elektron sehingga cincin kekurangan elektron, namun tidak diimbnagin oleh adanya pelepasan elektron disebabkan oleh resonansi sehingga orientasi pengarah orto-para

    BalasHapus
  2. Karena syarat pengarah orto adalh menigkatkan densitas elektron pada pusat reaksi. Halogen meningkatkan densitas cincin benzen denagn efek induksi. Namun kenapa halogen bersiaft deaktivator hal ini karena saat karbokation terbentuk, elektron dari halogen dapat beresonansi untuk menstabilkan muatan positif dari carbokation pada saat posisi intermedietnnya

    BalasHapus
  3. terima kasih riska atas materi yang dipaparkan, menurut saya halogen sebagai gugus pendeaktif karena menarik elektron sehingga cincinnya kekurangan elektron, namun tidak diimbangi oleh pelepasan elektron yang disebabkan oleh resonansi sehingga orientasi pengarah orto-para

    BalasHapus
  4. terimakasih untuk materinya..
    menurut saya Halogen merupakan gugus pendeaktif karena sifatnya sebagai penarik elektron, tetapi sifat tersebut tidak diimbangi oleh pelepasan elektron oleh resonansi dan tumpang tindih yang terjadi tidak efektif karena ukuran orbital yang berbeda, substituen halogen tersebut  menyebabkan energi aktivasi dari substitusi yang mengarahkan ke orto dan para memerlukan energi yang lebih rendah daripada substitusi ke posisi meta. Oleh karena itulah substituen halogen dikatakan sebagai gugus pengarah orto-para

    BalasHapus
  5. Hai riska . Menurut saya,
    Halogen merupkan gugus pendeaktivasi, halogen memiliki efek induktif penarik elektronnya yg lbh kuat (stronger) tetapi efek resonansi dari elektron donornya lebih lemah, oleh krn itu dikatakan pendeaktivasi
    Terimakasih

    BalasHapus
  6. Terima kasih atas materinya
    Menurut saya halogen sebagai gugus pendeaktif karena menarik elektron sehingga cincinnya kekurangan elektron, namun tidak diimbangi oleh pelepasan elektron yang disebabkan oleh resonansi sehingga orientasi pengarah orto-para

    BalasHapus
  7. terimakasih riska
    untuk pertanyaannya
    Mengapa unsur halogen (X) merupakan pengarah orto, para tetapi sebagai deaktivator?
    sebenarnya untuk posisi pengarah, halogen termasuk aktivator lemah
    walaupun halogen menarik elektron yang menyebabkan cincin benzena kekurangan elektron,
    namun halogen juga melepas elektron yang disebabkan oleh resonansi.
    dengan begitu energi aktivasi halogen bisa rendah yang menyebabkan pengarah lebih ke orto,para

    sekian

    BalasHapus
  8. Terimakasih atas materinya
    menurut saya halogen sebagai gugus pendeaktif karena menarik elektron sehingga cincin kekurangan elektron, namun tidak diimbnagin oleh adanya pelepasan elektron disebabkan oleh resonansi sehingga orientasi pengarah orto-para

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Persamaan Hammet

Keasaman Dan Kebasaan Senyawa Organik